Setetes demi setetes embun di
kuncup-kuncup dedaunan mulai mengering oleh sinar sang mentari yang mulai
sepenggelahan naik menyapa hari. Dan kuning dedaunan pun satu demi satu
berguguran meninggalkan rantingnya.
Resah ..semakin gelisah jiwa ini menghitung waktu yang terus berlalu. Sampai kapankah kesendirianku
melewati usia??? Sementara sungai terus mengalir menemui muara.
Dan Aku??? Ya Rahim.. dimana Kau simpan cermin jiwa itu.
Cermin jiwaku yang rela menghabiskan
sisa hidupnya bersamaku. Yang ikhlas menerima aku dengan segala kekuranganku.
Aku ingin belajar bersamanya tuk meraih cinta-Mu.
Sesungguhnya Adam-Mu ini telah mendambakan Hawa. Tak ingin
lama hidup dalam gelisah. Dimanakah bayanganku itu??? Yang akan meredakan
tangisan di sanubari, menepis gundah di dalam hati. Pertemukanlah!!! Akan ku
terima lebih dan kurangnya. Karena ku yakin, dari-Mu yang terbaik untukku.
Karena dia... Cermin Jiwaku.