Sabtu, 21 September 2013

Resahku. . .

Setetes demi setetes embun di kuncup-kuncup dedaunan mulai mengering oleh sinar sang mentari yang mulai sepenggelahan naik menyapa hari. Dan kuning dedaunan pun satu demi satu berguguran meninggalkan rantingnya.

Resah ..semakin gelisah jiwa ini menghitung waktu yang terus berlalu. Sampai kapankah kesendirianku melewati usia??? Sementara sungai terus mengalir menemui muara.

Dan Aku??? Ya Rahim.. dimana Kau simpan cermin jiwa itu. Cermin jiwaku  yang rela menghabiskan sisa hidupnya bersamaku. Yang ikhlas menerima aku dengan segala kekuranganku. Aku ingin belajar bersamanya tuk meraih cinta-Mu.

Sesungguhnya Adam-Mu ini telah mendambakan Hawa. Tak ingin lama hidup dalam gelisah. Dimanakah bayanganku itu??? Yang akan meredakan tangisan di sanubari, menepis gundah di dalam hati. Pertemukanlah!!! Akan ku terima lebih dan kurangnya. Karena ku yakin, dari-Mu yang terbaik untukku. Karena dia... Cermin Jiwaku.

Dan sampai saat ini aku masih tetap setia menanti,
Bukan karena ketegaranku dalam bertahan namun karna rahmat-Mu mengajarkanku tentang sabar dan ikhlas..