Senin, 12 Mei 2014

Tuhan...

 



Tuhan…
Bolehkan aku mengintip sedikit cukup wajahnya saja Tuhan, siapa yang jadi istriku kelak…
Karena, jika telah kuketahui sosoknya sebelumnya. Aku tak perlu khawatir akan keraguanku. Pun, jika dia masih jauh dari jangkauanku, dengan senang hati aku akan memperjuangkannya, meskipun harus bercucur keringat darah karenanya.

Tuhan…
Tahukah Engkau Tuhan… Karena Engkau begitu pelit dengan segala rahasia-Mu, telah banyak hati yang terzalimi. Bahkan mungkin, nyaris melakukan tindakan yang jauh dari ampunan-Mu, yaitu merebut minuman yang harusnya menjadi hak serangga. Tak kasihankah kau pada serangga itu???
Tuhan… Ah! Maaf Tuhan… Jadi OOT. Jangan di- bata ya Tuhan...

Tuhan..
Jika memang Engkau kekeuh tak berkenan memberi
bocoran, pun tak mempan suap, it’s ok Tuhan. Aku pasrahkan semuanya dalam kehendak-Mu…
Jika kau memaksa menjodohkanku dengan "dia", aku pun tak punya pilihan lain untuk menolak.

Tuhan…
Tapi, kurasa kasihan nanti...
Dunia akan gempar! Para ilmuwan akan panik mengetahui fenomena alam ini. Karena dalam era modern seperti sekarang, Mu’jizat sudah dianggap hal yang absurd!
Untuk itu, tak perlulah Engkau memaksakan jodohku seorang wanita sempurna fisiknya Tuhan. Cukuplah, seorang yang membuatku nyaman ketika bersamanya.
Tak perlulah dari keluarga ningrat. Cukuplah, jika ia dan keluarganya ikhlas menerimaku dan keluargaku menjadi bagian keluarga mereka, sama seperti keikhlasanku dan keluargaku menerima mereka menjadi keluarga kami yang baru.
Tak perlu memiliki harta melimpah, tapi cukuplah ia gemar bersedekah.
Tak perlu berbudi pekerti luhur, tapi semoga ia bukan wanita keras kepala, tipis nuraninya, dan buta mata hatinya.
Tak perlu memiliki kecerdasan dan tingkat intelejensia di atas rata-rata, tapi cukuplah jika ia sadar dengan kerelaan menyerahkan diri sepenuhnya dalam tanggung jawabku.
Tak perlu harus selalu memahamiku, tapi cukuplah ia jika tak memberatkanku.
Tak perlu harus selalu melayaniku, tapi cukuplah jika ia ikhlas dalam keterpurukanku.
Tak perlu harus pintar masak, tapi cukuplah jika ia sadar dan mengerti bahwa dalam makanan ada keberuntungan, dan keberuntungan itu ‘mahal’. Yang harganya tak bisa terbeli dengan ke’mubazir’an.
Tak perlu harus pintar mengurus rumah, tapi cukuplah jika ia bisa menjaga kehormatan ‘rumah’.
Tak perlu harus pintar dalam mendidik anak, tapi cukuplah jika ia tahu dan sadar, bahwa waktu kebersamaan tak bisa digantikan uang jajan. Dan, kasih sayang tak bisa digantikan maaf dan penyesalan.
Tak perlu seorang alim, tapi cukuplah jika ia bersedia mengingatkanku dan mau kuingatkan jika masing-masing dari kami berada dalam kekhilafan.
Ah! Request ku kebanyakan ya Tuhan???
Maaf ya Tuhan...
Tapi, bagaimanapun ia, jika ia pilihan-Mu, aku yakin itu terbaik untukku…
Last but Not Least Tuhan…
Ada ulama yang mengatakan, “Jodoh itu di Tangan Tuhan, tapi kalau ga diambil ya di Tangan Tuhan terus!”
Apa itu benar Tuhan?
Ah! Rahasia lagi…
No Prob Tuhan...
Karena aku tahu, dibalik semua rahasia-Mu, terdapat kebaikan yang memaksa setiap orang untuk terus meningkatkan ikhtiar dan tawakkalnya.
Akhirul kalam...
Terima kasih Tuhan telah mendengarkan rajukanku, hamba-Mu yang manja ini...
Ttd
RAHASIA‼!