Senin, 29 Februari 2016

PABLO PICASSO (1881-1973)


Pelukis senantiasa bergumul dengan pertanyaan umum apa sebetulnya maksud serta tujuan seni itu. Buat apa sih? Apa tanpa seni orang lantas jadi bangkai? Atau ompong? Tetapi sejak penemuan fotografi, masalahnya jadi lebih jelas dan lebih urgen. Jelasnya, tujuan pelukis bukan sekedar menjiplak pemandangan alam. Sepintar-pintar pelukis seperti apa pun tidak bakalan bisa menandingi potret, baik bagusnya maupun murahnya. Karena itu, lebih dari seabad serentetan percobaan sudah dirintis orang untuk menegaskan fungsi dan daya jangkau sesuatu lukisan. Dalam gerakan ini, orang yang paling berani, paling inovatif, yang melepaskan diri jauh-jauh dari semata-mata seni yang biasa-biasa itu, dan yang dengan sendirinya paling berpengaruh, adalah

Emas dan Arang

Assalamu'alaikum wr wb
 
Alangkah senangnya jika terlahir sebagai emas yang keberadaannya selalu diidam-idamkan dan dinanti-nanti. Semua orang ingin menyentuhnya, memilikinya dan sangat bangga bila berada di dekatnya karena nilainya yang amat tinggi. Tak heran jika emas dijuluki sebagai logam mulia, karena kedudukannya yang amat tinggi di mata manusia. Banyak sekali manusia berkelahi memperebutkannya dan bahkan tak jarang sampai

Minggu, 28 Februari 2016

Indahnya Menikah Tanpa Pacaran




Indahnya menikah tanpa pacaran, ketika berulang kali kami menyampaikan hal ini, bahkan menuliskan buku tentang ini tak sedikit di antara para remaja, anak muda terlebih yang masih “jomblo” mengecam, beragam pertanyaan dan pernyataan muncul beberapa diantaranya

Wanita dan Eksplorasi Kehancuran

Bila bicara tentang wanita, tak akan habis bersender dengan cinta, kecantikan dan Komersialisasi.
Sebab, bila sudah bicara wanita urusannya bisa berantai. Coba lihat, bagaimana komersialisasi wanita begitu mendunia, iklan-iklan pakai artis wanita, yang laris barang yang dekat dengan wanita, yang paling banyak dicari di google pornografi khususnya wanita.

Kapitalisme, sebagai emaknya sekulerisasi telah

Kamis, 25 Februari 2016

Wanita vs Zaman

Atas nama pemberdayaan ekonomi perempuan, perempuan berbondong2 memasuki dunia kerja. Atas nama kesamaan hak laki-laki dan perempuan, perempuan terobsesi mendapatkan jabatan tinggi dan perolehan materi yang besar. Atas nama kemandirian perempuan, perempuan memilih menjadi wanita karier daripada menjadi ibu dan isteri atau terjebak dalam dilema tiada akhir. Atas nama kesuksesan perempuan, perempuan harus bisa membiayai hidupnya sendiri dan memenangkan kompetisi dalam urusan materi.

Kaum muslimah intelektual muda "dipaksa" dengan berbagai faham asing, dituntut dengan segudang prestasi keduniaan. Tapi mereka lupa bagaimana belajar menjadi ibu yang baik, yang dapat melahirkan generasi-generasi cemerlang, generasi-generasi soleh dan solehah, mereka lupa bagaimana menjadi isteri yang solehah, anak yang solehah yang berbakti kepada orangtua.

"Jika engkau ingin melihat kualitas suatu negara, maka lihatlah kaum wanitanya. Jika engkau ingin menghancurkan suatu negara maka hancurkanlah kaum wanitanya".

Karna wanita adalah madrasah utama bagi anak-anaknya kelak, jika ingin memiliki anak yang cemerlang dan berkualitas maka jadilah perempuan yang baik dan cemerlang, perempuan solehah yang dirindukan surga, dan Allah SWT...