Senin, 20 Februari 2017

IYYAKA NA’BUDU WA IYYAKA NASTA’IN



Kalimat di atas adalah sebuah ayat dari surat Al Fatihah, yang tentunya sering kita baca lebih dari 17 kali dalam sehari dan dihafal hampir oleh semua muslim di seluruh dunia.
.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
. “Hanya kepada Engkaulah kami beribadah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan” [QS. Al Fatihah: 5].

Secara bahasa arab, gaya bahasa ayat ini mengandung makna pembatasan. Sehingga maknanya ‘Hanya kepadaMu lah satu-satunya kami beribadah, hanya kepadaMu lah satu-satunya kami memohon pertolongan‘. Ayat ini menegaskan konsep Tauhid, bahwa peribadatan hanya ditujukan kepada Allah semata, serta menggantungkan pertolongan hanya kepada Allah. Bahkan para ulama mengatakan: “Al Fatihah adalah inti Al Qur’an, dan inti dari Al Fatihah adalah ayat ini”.

Orang yang membaca ayat ini, konsekuensinya ia seharusnya hanya mempersembahkan segala bentuk ibadah hanya kepada Allah. Juga menggantungkan pertolongan hanya kepada Allah, yaitu meyakini bahwa Allah-lah yang mentakdirkan terjadinya sebuah keburukan dan hanya Allah-lah yang dapat mencegah terjadinya keburukan, sehingga hanya kepada Allah-lah kita memohon pertolongan.

وَإِنْ يَمْسَسْكَ اللَّهُ بِضُرٍّ فَلَا كَاشِفَ لَهُ إِلَّا هُوَ
  “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia” [QS. Yunus: 107]
.
Meminta dan menggantungkan pertolongan kepada selain Allah, semisal dukun, kyai, jin, atau menggunakan jimat, rajah, jampi-jampi, berarti telah berbuat yang bertentangan dengan surat Al Fatihah ayat 5 ini.



Semoga Bermanfaat