Senin, 23 Januari 2017

Waktu Yang Kian Terasa Singkat



Pernahkah Anda merasa bahwa waktu berjalan singkat? Ya, hal ini terlihat dari banyaknya aktivitas yang terabaikan. Padahal, jumlah waktu dalam sehari semalam sama. Tetapi, perputarannya terasa cepat.

Jika kita menelisik pada salah satu riwayat, dikatakan bahwa salah satu tanda akhir zaman ialah singkatnya waktu. Sebagaimana hal ini diungkapkan dari Anas bin Malik, Rasulullah ﷺ bersabda, 

“Tidak akan terjadi kiamat sehingga waktu terasa pendek, maka setahun dirasakan seperti sebulan, sebulan dirasakan seperti seminggu, seminggu dirasakan seperti sehari, sehari dirasakan seperti satu jam serta satu jam dirasakan seperti satu kilatan api,” (HR. Tirmizi).

Ternyata, waktu yang terasa begitu singkat ini memanglah benar adanya. Bukan hanya suatu perasaan saja. Sebab, ada kebenaran ilmiah yang membuktikannya. Dikatakan oleh Harun Yahya bahwa terdapat frekuensi dasar yang bermula dari getaran alami antara permukaan bumi dan ionosfer konduktif. Frekuensi dasar ini dikenal dengan detak jantung dunia, dan diketahui sebagia Resonansi Schumann. Teori Resonansi Schumann ini ditemukan oleh fisikawan yang berasal dari Jerman, yaitu Winfried R. Schumann di tahun 1952. Melalui teori tersebut, alam serta segala bentuk kehidupan dan efek yang dimilikinya dapat terjaga dan diukur secara terus menerus.

Kaitannya antara waktu yang begitu cepat dan singkat dengan teori ilmiah tersebut adalah ketika diketahui, mengenai bahwa percepatan yang mengalami perubahan dari bumi ini melalui teori tersebut. Perubahan yang didapat melalui laporan dari Resonansi Schumann, setiap tahunnya ternyata frekuensi yang terdpat di sana menunjukkan bahwa waktu berjalan semakin cepat dan singkat dalam perubahannya. Meskipun waktu tetap berjalan 24 jam selama 1 hari waktu bumi. Akan tetapi, waktu tersebut justru terasa seperti 16 jam dalam 1 sehari atau bahkan terasa kurang dari itu.

Meskipun teori tersebut sudah membuktikan bahwa waktu berjalan semakin cepat dan singkat, tetapi pada dasarnya ilmu pengetahuan saat ini belum mampu menjelaskan mengapa frekuensi tersebut mengalami perubahan yang begitu signifikan.