Sabtu, 17 Desember 2016

Al Qur'an dan Sains Jelaskan Fenomena Empat Musim diBumi



Di beberapa negara atau wilayah tertentu, terdapat empat musim yang silih berganti. Dengan peralihan musim ini, memberikan keseimbangan bagi alam dan kelangsungan kehidupan manusia. Apabila makhluk hidup hanya merasakan satu musim saja, maka akan menimbulkan pengaruh buruk. Dengan memperhatikan keadaan matahari saat terbit maupun tenggelam, sehingga terjadi perputaran waktu serta musim.

Diambil dari berbagai sumber, seorang ulama yang membahas fungsi dari pergantian empat musim ialah
Ibnu Qoyyim Al Jauziah. Saat musim dingin, hawa panas tersimpan dalam gua-gua, perut bumi dan gunung, sedangkan di luar dalam keadaan dingin. Tubuh hewan-hewan menjadi kuat, begitu juga alam, dan panas yang menerpa tubuh selama musim panas diganti dengan hawa dingin.

Pada musim semi, tanaman mulai merekah. Pepohonan mulai muncul dengan bunga, sedangkan hewan mulai berkembang biak. Sementara pada musim panas, udara memuai, tanaman serta buah menjadi sulit tumbuh.

Musim panas bisa menjadi menakutkan apabila berlangsung dalam waktu yang begitu lama.
"Dan sesungguhnya Kami telah menghukum Firaun (dan kaumnya) dengan (mendatangkan) musim kemarau yang panjang dan kekurangan buah-buahan, supaya mereka mengambil pelajaran." (QS: Al-A’raf Ayat 130)

Berikutnya saat musim gugur tiba, udara mulai berubah menjadi dingin. Suhu panas berangsur lenyap. Allah menciptakan musim ini dengan hikmah-Nya untuk fase transisi antara musim panas dan dingin. Dengan demikian, binatang tidak mati yang disebabkan perubahan cuaca secara tiba-tiba.
Saat musim gugur tiba, manusia bisa melihat daun tanaman mulai berwarna kuning dan berguguran untuk menyambut musim berikutnya, yakni musim dingin atau salju.

“Apakah kamu tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Allah menurunkan air dari langit maka diaturnya menjadi sumber-sumber air di Bumi kemudian ditumbuhkan-Nya dengan air itu tanaman-tanaman yang bermacam-macam warnanya, lalu ia menjadi kering lalu kamu melihatnya kekuning-kuningan, kemudian dijadikannya hancur berderai-derai. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat pelajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal,” (QS: Az-Zumar Ayat 21).