Banyak manusia yang kerap tidak menyadari terdapatnya 3 isyarat kematian saat sebelum malaikat maut mencabut nyawanya. Dalam kitab Irsyadul Ibad dikisahkan, kalau Nabi Ya’qub AS kerap bertanya pada malaikat maut. Diantara salah satu persoalan itu merupakan terpaut dengan permasalahan kematian.
“Aku ketahui kalau tugasmu merupakan mencabut nyawa manusia. tetapi alangkah lebih baik bila engkau berikan isyarat padaku terlebih dahulu saat sebelum menjemput nyawaku nanti”. kata Nabi Ya’qub.
“Baiklah, nanti akan kukirim kepadamu 2 ataupun 3 isyarat”. jawab malaikat.
Selang beberapa lama, malaikat maut datang lagi
menemui Nabi Ya’qub AS. Nabi Ya’qub AS bertanya, “apa kehadiranmu cuma buat sekadar bertamu seperti lazimnya?”
“Tidak, saya ingin mencabut nyawamu.” jawab malaikat maut.
“Bukankah dulu saya sempat berpesan padamu supaya mengingatkan saya saat sebelum kau mencabut nyawaku? ” kata Nabi Ya’qub karna kaget nyawanya bakal dicabut.
“Sudah saya kirimkan kepadamu isyarat yang kau tunggu-tunggu itu. Tidak cuma satu terlebih lagi 3 sekalian: kesatu, rambutmu yang sudah banyak memutih; kedua, badanmu yang kerap melemah; dan juga ketiga tubuhmu yang sudah membungkuk. Seperti itu isyarat yang telah kukirimkan kepada seluruh manusia saat sebelum saya mendatang mereka untuk kucabut nyawanya.” jawab malaikat maut.
Begitulah trik Allah SWT memberikan peringatan kepada seluruh manusia dengan ajal yang sudah mulai dekat. Karena tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. (QS. Al - Anbiya’: 35). Tetapi, mayoritas manusia lebih suka pura-pura melupakannya. Manusia mengakui 3 isyarat kematian tersebut, namun mereka kerap menyalahinya dengan perbuatannya.
Manusia mengaku sebagai hamba Allah, namun kelakukannya terbalik dengan pengakuannya. mereka kerap mengatakan Allah-lah yang memberinya rezeki dan juga memenuhi kebutuhannya, tetapi pikiran dan juga hati mereka terpenjara dengan keduniawian.
Mereka paham kalau kematian itu tentu akan menemuinya, tetapi lihatlah amal dan juga ibadah mereka. Seolah-olah mereka tidak akan mati dan juga meninggalkan dunia fana ini.
Betapa banyak manusia yang mengaku pribadinya merupakan hamba Allah, tetapi perbuatannya tidak setimpal dengan pengakuannya. Karena realitanya banyak diantara mereka yang jadi hamba duit, hamba dunia, hamba jabatan, dan juga semisalnya.
Mulutnya kerap berucap, “aku merupakan hamba Allah, ” tetapi tangannya masih saja mengambil hak orang lain, mendzalimi dan juga merugikan orang lain, ataupun bisa jadi bahagia ‘menerima’ sesuatu yang tidak sepatutnya ia terima.
Dengan petunjuk dan juga rahmat Allah, mudah-mudahan kita dapat menata ulang kehidupan kita ke jalur yang lebih baik, jalur yang telah dicontohkan Allah dalam Al Qur’an dan juga sunnah, sampai sisa usia yang ada dapat kita pakai dengan sebaik-baiknya.
Dengan terus bertambahnya umur, mudah-mudahan terus meningkat pula ketaatan dan juga mutu ibadah kita, bukan malah terus meningkat dosa-dosa kita kepada-Nya. Naudzubillah min dzalik.
Rasulullah SAW bersabda,
“Sungguh beruntung orang-orang yang panjang umurnya lagi baik amal perbuatannya.” (HR. Thabrani).
Wallahu a’lam.